Gambar terinspirasi dari bukunya Charles Bonar Sirait
The Power Of Public Speaking
Dreaming as a Great Public Speaker
Setiap Orang Punya Mimpi, dan Setiap Orang Memiliki Kesempatan Untuk Mewujudkannya.
Kalau merujuk makna kata dari mimpi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disana dijelaskan bahwa mimpi merupakan "(1) Sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur, (2) Angan-angan". makna yang pertama lebih kepada sesuatu yang kita alami saat kita tidur (mimpi yang diharapkan atau mimpi yang tidak diharapkan/nightmare) dan makna kedua lebih kepada suatu pengharapan seseorang dalam kehidupan nyata tentang kondisi masa depan, yang kadang kita mengatakan dengan kata-kata "aku berangan-angan menjadi...., aku bermimpi menjadi...., my great dreaming is....atau bahasa yang lainnya".
Nah sekarang kita akan lebih ngebahas pada makna mimpi yang kedua yang berarti angan-angan atau impian. kita akan lebih spesifik kepada mimpi atau impian menjadi Great Public Speaker atau pembicara hebat, mengapa publik speaking? ya karena di era atau zaman saat ini kemampuan publik speaking merupakan satu keharusan yang dimiliki semua orang dengan berbagai profesi, eittt tapi jangan pernah berpikir begitu membaca kata Publik Speaking langsung ingetnya sama Master Ceremony (MC), Presenter, News Caster atau Host ya,,,. Di berbagai referensi Public speaking, salah satunya yang dikatakan Tantowi Yahya (one of my favorite public speaker) dalam Coaching-nya mengatakan bahwa Public Speaking itu adalah everyone that speak in front of the public with effectively and efficiency, jadi semua orang yang berbicara di depan umum itu sudang menjadi public speaker, tidak mesti menjadi presenter atau host dulu, atau menjadi seorang presiden, gubernur, walikota atau trainer hebat baru dikatakan sebagai public speaker. saat ini menjadi seorang anak dalam keluarga saja, sudah bisa dikatakan sebagai publik speaker (ini secara sederhananya). Ketika meraka ingin menyampaikan keinginan mereka pada ayah, ibu, dan saudara-saudaranya itu sudah dinamakan public speaking, yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana public speaking itu dilakukan, apakah itu sudah dilakukan dengan baik atau tidak??? sudah efektif dan efisienkah mereka berbicara?.
Saat ini ada banyak orang yang terkadang mengatakan untuk apa belajar public speaking, toh tanpa belajar kita sudah bisa bicara saat usia kita maksimal 7 tahun thats it!!! because to talk and to speak is different. Pernyataan ini mengingatkan saya pada satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para coaching public speaking yaitu "apakah to talk dengan to speak itu sama?". beberapa peserta pelatihan public speaking yang pernah saya berikan dalam acara Workshop Jurnalistik Kesehatan yang diselenggarakan oleh DPC PATELKI (Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia) Kota Samarinda (09/12/12) mengatakan to talk dan to speak itu sama, apakah jawaban meraka dan jawaban anda sama?. ternyata to talk dan to speak itu berbeda.
To Talk is given from God, jadi setiap orang itu sudah dianugerahi kemampuan berbicara oleh Tuhan kecuali mereka yang lahir dalam kondisi keterbatasan atau Disability (pada usia 5 sampai 6 tahun seorang anak sudah bisa berbicara dengan jelas dan mampu menyampaikan apa yang mereka inginkan kepada kedua orang tuanya). Sedangkan To Speak itu adalah something that you get and have to learn, Merupakan suatu ilmu yang harus kita pelajari dengan baik, sehingga ketika sudah mempelajari kita dapat melakukan yang menjadi alasan pentingnya belajar Public Speaking yaitu bisa mengatakan apa yang ingin kita katakan dengan baik dan audiens juga bisa mengerti kita dengan baik pula.
saat kita menyadari tentang beberapa hal diatas dan memutuskan untuk belajar dengan mencari berbagai referensi mengenai public speaking, terekadang banyak hal yang bisa menjadi bottlenecking saat akan diaplikasikan baik itu kesempatan yang tidak langsung kita dapat atau rasa gugup yang tak terkendali saat kita mendapatkan kesempatan itu, tapi semua itu wajar dialami dan jangan sampai menjadikan anda frustasi lalu mundur Let it flow freely. seperti yang dikatakan Rhenald Kasali pengarang buku "Change & Re-Code Your Change DNA" It all started from yourself, within yourself. Kita, diri kita. kita yang membangun tubuh dan jiwa dalam diri kita. dan untuk menumbuhkan ruh dan otak kita memerlukan air, sentuhan, perhatian, dan tentu saja makanan. kitalah yang merawat, menumbuhkan dan membentuknya. hal ini sama seperti mimpi atau impian untuk mewujudkannya itu tergantung dari kita, karena you are what you have, you are what you wear, you are what you think and you are what you say.
semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman yang saat ini sedang berusaha untuk make your dreams come true. ***Kerthayasa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar